Tampilkan postingan dengan label The Baby's easy follow your act. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label The Baby's easy follow your act. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Mei 2020

The Baby's easy follow your act

Coretan pagi ini !

Keluarga kecil kami terdiri dari 6 orang. Saya dan suami beserta 4 anak kami.

Dijaman yang serba canggih ini, gak heran kalo komunikasi antar keluarga digantikan menggunakan gadget. Begitu pula keluarga kami. Kesibukan saya sebagai ibu rumah tangga plus karyawan sebuah perusahaan memang tidak bisa full time bersama anak-anak.

Anak kami yang masing-masing berumur 8, 7, 4, dan 2 tahun semuanya telah mengenal gadget. Ya..... bahkan yang 2 tahun.

Anak pertama kami Aliza 8 th dan anak ke dua kami Annisa 7 tahun yang sudah kami belikan gadget pribadi.

Anak ke tiga dan ke empat memang belum kami berikan karna kami pikir mereka masih belum mengerti. Satria anak ke tiga kami yang baru mengenal huruf, serta Arjuna yang baru 2 tahun tentunya belum bisa membaca membuat kami berfikir mereka tidak akan mengerti mempergunakan benda semacam gadget.

Tapi ternyata kami salah besar.

Menggunakan gadget tidak harus bisa membaca. Menggunakan gadget tidak harus pandai menulis apalagi mengetik.

Syarat penggunaan gadget hanyalah daya ingat yang luar biasa.

Karna itulah yang terjadi pada kedua anak kami yang baru berumur 4 dan 2 tahun.

Satria awalnya hanya senang menyakasikan kakak-kakaknya bermain game di gadget mereka masing-masing. Lambat laun ia jadi ingin memainkan sendiri. Alhasil diapun merayu kakaknya agar dipinjami. Hasilnya, setiap kali saya pulang kantor, yang ditanyakan adalah "HP mama mana? Aku pinjam ya mah".

Saya pikir hanya karna ia ingin melihat-lihat. Tapi setelah saya perhatikan, dia dengan cermat dan cepat menggerakkan jarinya membuka menu, menggeser halaman mencari-cari aplikasi yang ingin dia buka. Kemudian dengan lihai mengoperasikannya. Jika sudah demikian, yang bisa menghentikannya hanya jika baterainya telah habis.

Saya pikir "ooo chiko (Nama panggilan Satria) sudah mulai mengerti rupanya. Memang sih usianya sudah menginjak 4,5tahun. Sudah lebih pandai mengenal huruf dan warna. Alhamdulilahnya lagi dia sudah hafal bacaan sholat. Tp itu biasa dikeluarga kami. Karna kami sebagai orangtua, meski agama atau akidah kami masih jauh dari kata muslim yang sesungguhnya, tapi bacaan sholat wajib hafal sedini mungkin. Alhamdulilah untuk yang satu itu.

Tidak terlalu kaget dengan keingintahuan chiko tentang gadget. Toh yang dia buka hanya game dan video youtube anak-anak dan Lagi sering banget dengerin "the wheels on the bus go round and round" yang saya gatau judulnya dan hampir setiap pegang gadget itu yang diputar.

Oke, sekian tentang Satria Putra Erlangga putra kami yang besar.

Yang bikin kami terkejut adalah Arjuna. Jagoan kecil kami inipun ternyata sudah tau betul bagaimana mengoperasikan tablet.

Ketika saya pulang kantor, Satria dan Arjuna sedang asik rebutan smartphone milik kakaknya.

Tentu saja karna mereka berdua memang belum kami belikan smartphone sendiri. Lah buat apa. Kami orangtua memberikan fasilitas itu semata-mata hanya agar setiap siang bisa menghubungi mereka. Baik by phone atau malah hanya BBM'an.

Kakak-kakaknya ya sudah tentu mengerti membaca dan mengetik dan tau harus bagaimana dengan smartphone yang mereka miliki.

Terlebih lagi si sulung yang seringkali inisiatif lebih suka mencari jawaban PR-PR sekolahnya melalui google ketimbang bertanya pada orangtuanya yang dia yakini orangtuanya kadang dirumahpun masih sibuk.

Itu sisi positif dari sebuah smartphone yang dimiliki Aliza putri sulung kami.

Tapi Arjuna?

Entah bagaimana caranya.

Entah darimana dia belajar.

Dengan cermat dan lihai sekali dia mengoperasikan tablet yang saya pinjami untuk satria.

Dia menekan tombol menu, menggeser-geser page tablet dan matanya mencari-cari apa yang ingin dia buka. Kemudian dia mengeklik salah satu aplikasi yang ternyata adalah youtube. Dia klik tombol browser youtube kemudian muncul papan keyboard dan dia klik huruf B setelah itu muncul jejeran kalimat bertulisakan Boboiy Boy. Mulai dari Boboi boy api, boboiboy halilintar, boboiboy terbaru, dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang muncul hanya dengan dia ketik satu huruf B.

Kemudian dia klik salah satu judul kemudian asik menyaksikan film animasi boboi boy kegemarannya.

Kami tau Arjuna suka sekali film animasi Boboi Boy.

Tapi kami sama sekali tidak pernah tau dan tidak pernah sekalipun mengajari Arjuna bagaimana cara menggunakan tablet untuk menonton Boboiboy di youtube. Sama sekali tidak pernah.

Bagaimana mungkin Arjuna kami yang baru berumur 2 tahun, yang bicara saja masih sulit, yang masih mengompol, dan menggunakan pampers mengerti nonton film di youtube dalam gadget.

Karna takjub dan penasaran, sayapun focus memperhatikan Arjuna sejak saat itu. Penasaran ingin tau apa yang dia lakukan untuk mengetahui cara mengoperasikan tablet.

Suatu hari akhirnya saya paham. Dari pengamatan yang saya lakukan ternyata Arjuna mengerti hal itu hanya karna melihat. Bukan mempelajari. Betul-betul hanya melihat.

Bahkan dia tidak melihat dengan sangat jelas saat kakak-kakaknya mengoperasikan gadget.

Arjuna terkadang hanya melirik apa yang sedang dilakukan kakaknya dengan gadget tersebut. Karna Arjuna masih batita biasa yang masih suka mobil-mobilan.

Jadi saat Ia asik bermain mobilan, ia juga sesekali melirik ke arah kakak-kakaknya yang sedang main gadget atau terkadang tiba-tiba ia menghampiri kakaknya yang sedang nonton youtube dan ikutan memperhatikan.

Kesimpulannya.

Anak seumuran Arjuna yang baru berumur 2 tahun. Sangat sangat sangat cepat mencontoh perilaku di sekelilingnya. Hanya dalam hitungan menit mereka mampu mengingat apa yang nantinya mau mereka lakukan.

Jadi kepada para orangtua. Jagalah perilaku kita dihadapan mereka yang masih batita. Jangan kita pikir karna mereka batita, lantas tidak mengerti apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Mungkin mereka memang tidak mengerti. Tapi justru mereka dapat dengan mudah mencontoh perilaku sekeliling karna ketidak mengertian mereka.

Jika batita seumur mereka mengerti apa yang sedang terjadi di sekelilingnya, mungkin mereka bisa jadi berfikir dan memilih apa yang boleh dan tidak boleh mereka contoh.

Sayangnya, batita seperti mereka hanya tau mencontoh tanpa mengerti.

Itulah sepenggal pengalaman saya tentang Arjuna batita kami yang sudah mahir menggunakan gadget tanpa perlu mempelajarinya.

Semoga para orangtua jadi bisa bersikap lebih bijak ya dihadapan anak-anak. Agar sikap buruknya tidak ikut tercontoh.