Rabu, 13 Mei 2020

Gengster kota liberty

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam Blog ini tidak semua tulisan adalah hasil karya saya sendiri. Seperti tulisan berikut ini. Ini adalah kisah fiksi yang dikirimkan oleh Miftahudin. Terima kasih sudah berkenan mengirimkan tulisan ke Blog ini untuk meramaikan isi blog cerpen ini.

Dan ternyata Miftahudin juga adalah seorang penulis. Mungkin hobi seperti saya. Tulisannya tidak hanya yang dimuat di Blog ini saja lho. Kalian juga bisa lihat karya lainnya dari Miftahudin di akun kompasiananya. Bisa klik disini.

Ok, tanpa panjang lebar lagi. Inilah karya dari Miftahudin yang berjudul "Perampokan Bank". Selamat Membaca.

"Perampokan bank"

Kisah ini berawal dari sebuah aksi perampokan Bank Liberty di daerah sekitaran kota Liberty City , pada saat kejadian itu terlihat sebuah mobil Banshee melaju cepat dan berhenti di sebuah gang sempit.Mobil itu dikendarai Miguel. Dan bermaksud untuk menjemput para anggota perampok yang telah berhasil membawa kabur hasil rampasan.Dia seorang anggota geng yang juga turut ambil bagian dalam perampokan itu.mereka berjumlah empat orang. terdiri dari tiga orang pria dan satu orang wanita . mereka bernama Claude, pacarnya Claude yang namanya Catalina, serta Miguel sendiri , dan juga seorang yang belum jelas profilnya.berpakaian mirip seperti seorang Kartel Kolombia. Setelah menembak kamera keamanan, Claude mencoba untuk bergabung kembali dengan yang lain, tetapi entah kenapa setelah bergabung kembali

si cantik Catalina telah mengkhianati Claude dengan menembaki dia dan bermaksud untuk membunuh pacarnya itu . Hal ini mengejutkan claude .

(Catalina menodongkan pistol ke arah Claude).sambil mengatakan...

"Aku adaIah seorang gadis yang ambisius, dan kamu hanya membuang buang waktuku saja sayang !! "

Setelah itu ..., dooor... (suara pistol yang ada di genggaman Catalina tadi berhasil melumpuhkan kaki Claude)

Claude tubunya seketika itu terhuyung-huyung dan jatuh tersungkur ketanah. Dalam kondisi itu ia masih sempat melihat Catalina dan Miguel pergi meninggalkan dia sendiri .Sebelum akhirnya ia pingsan.

Catalina merasa sangat senang melakukan hal itu dan akan bersenang senang ke pesta bersama Miguel. Karena telah berhasil membawa kabur uang hasil merampok sesaat.

Sementara Claude tertelungkup di tanah pada sebuah gang sempit , ketika Claude telah sadar dari koma, ia dengan tergesa gesa berusaha untuk mencari tempat persembunyian

Tetapi nasib malang menimpanya

Dan kini ia telah ditangkap oleh Departemen Kepolisian Kota Liberty.

Dalam benak Claude ia merasakan tujuan Catalina mencoba untuk membunuhnya adalah karena mungkin Catalina ingin menjadi seorang yang sangat profesional dalam dunia kriminal. Tetapi tidak ingin bersama Claude,karena merasa Claude tidak sebanding dengan dirinya, maka pengkhianatan dan keputusan untuk bergabung dengan geng Kartel Kolombia yang berkuasa.

Sehingga Hal ini membuat Claude ingin membalas dendam pada Catalina.

"Tahanan dan melarikan diri"

Claude, sekarang dalam tahanan polisi,pada saat itu Departement kepolisian kota liberty bermaksud untuk memindahkan tahanan kelas satu dari distrik Staunton ke Lembaga Pemasyarakatan pusat kota Liberty untuk menjalani hukuman 10 tahun penjara. Claude harus dibawa ke sana melalui konvoi polisi yang juga mengangkut dua narapidana lain yaitu seorang ahli pembuat bom bernama 8-ball.

8-ball sendiri ditangkap polisi karena kasus yang sama.

Karena 8-ball dan Claude telah bersama selama beberapa minggu sehingga keduanya bersepakat untuk menjadi partner.

di dalam mobil itu juga ada seorang lelaki oriental yang tidak diketahui asalnya, ditangkap karena tidak memiliki dokumen hukum.

Saat menyeberangi Jembatan Callahan dari Staunton ke Portland, konvoi tersebut disergap oleh tim Kartel Kolombia yang terkoordinasi dengan baik, yang berniat untuk menangkap tahanan oriental sebagai tebusan,

Tiba-tiba ada empat buah mobil berkecepatan tinggi berusaha menghentikan konvoi polisi dengan menodongkan Ak-47 ke arah para petugas kepolisian.

Sontak iring-iringan konvoi tersebut berhenti dan para petugas semuanya keluar

Kartel Kolombia:

"Ayo! SeƱor dickhead! Tidak sulit untuk membunuhmu. (Beberapa pucuk senjata diarahkan ke kepala para polisi tersebut)

"Kamu akan menyesal.jika tidak melepaskan para tahanan itu"!!

(Mereka mengancam dengan serius)

(Orang-orang Kolombia membuka pintu mobil yang di maksudkan dan membebaskan seseorang. Tapi mereka tidak bermaksud untuk membebaskan Claude maupun 8-Ball,

sehingga mereka memanfaatkan kondisi kacau itu untuk melarikan diri.)

Kartel Kolombia:

"Baiklah , baiklah Enyah."!!

(8-ball dan Claude menendang polisi hingga terjerembab ke tanah.)

Untuk memastikan pelarian mereka, tim kartel kolombia meninggalkan beberapa bom berdaya ledak tinggi di jembatan,yang menghasilkan ledakan yang merusak jembatan dan mengisolasi distrik Portland dari sisi Liberty City.

Selama penyergapan dan ledakan, Claude dan 8-Ball berhasil membebaskan diri, tetapi mereka tidak menemukan tempat lain selain Portland, yang mengarah ke kisah selanjutnya.

Kejadian pada hari itu telah menjadi sorotan utama beberapa media massa maupun cetak.

Salah satunnya adalah satu koran liberty news update yang telah ternama .

Dalam headline news mereka telah menuliskan bahwa;

"Kota Liberty sedang dalam keadaan terguncang hari ini, karena iring-iringan konvoi polisi yang akan memindahkan para narapidana ke penjara pusat telah menghadapi serangan yang menghancurkan pada pagi ini. Sampai berita ini di turunkan , belum ada rincian pasti tentang informasi detailnya, dan tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab. Sebuah konvoi meninggalkan markas tahanan lokal pagi ini, untuk pengalihan rutin para pelaku kejahatan

ke penjara pusat Kota Liberty. Serangan itu terjadi di Jembatan Callahan, meninggalkan beberapa saksi, dan jembatan itu sendiri, rusak parah. Beberapa narapidana diperkirakan tewas, dalam ledakan yang mengikuti serangan awal. Hal itu dinyatakan oleh pihak kepolisian di lakukan oleh para profesional. Proses identifikasi para tahanan yang hilang semakin terhambat oleh peretas komputer di database markas besar kepolisian. Karena proyek terowongan Porter yang terkendala masalah perizinan, bencana ini membuat Portland terisolasi dari distrik-distrik yang lain.

artikel cerpen bencana lumpur lapindo

Tulisan kali ini kami muat atas kiriman pembaca. Kepada Muhammad Irfan Fadhilah kami ucapkan banyak terima kasih atas kiriman ceritanya yang sudah berpartisipasi mengisi BLog Cerpen. Cerita kirimannya berupa cerita nonfiksi. Selamat membaca.

*****

Beni dan Bu guru bincang santai membahas bencana alam lumpur lapindo

“kringgggg........ kringggg..........”suara bel tanda pelajaran telah berakhir telah berbunyi,terdengar dari beberapa kelas para siswa mulai mempersiapkan diri untuk berdoa lalu pulang,saat Beni sedang berjalan menuju keluar ruangan dia tampak berjalan sambil melamun lalu duduk di kursi depan kelas entah apa yang ada dipikirannya.

“Beni kamu kenapa kok dari tadi ibu lihat kamu melamun aja ada apa nak apa yang bisa ibu bantu?”tanya bu guru kepada beni.

“begini bu tadi malam saya melihat tayangan di tv yaitu tentang berita bencana lumpur panas lapindo di sidoarjo jawa timur tapi saya cuman menyimak sebentar saja soalnya waktu saya melihat berita itu ditv beritanya sudah sampai bagian akhir jadi saya nggak terlalu paham penjelasan yang disampaikan oleh pembawa beritanya bu”ucap beni.

“Oh,iya ben ibu paham yang kamu tanyakan,begini beni bencana lumpur lapindo itu awalnya mulai ramai dibicarakan dimedia massa di tahun 2007,ibu dulu waktu masih sekolah pendidikan guru pernah membaca buku tentang bencana lumpur lapindo yang kamu lihat  di tv itu beni,isinya tentang awal mula kejadian bencana lumpur itu terjadi sampai berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk bisa menanggulangi bencana lumpur itu supaya tidak menimbulkan adanya korban jiwa sama kerugian materil”balas bu guru kepada beni

“Bu,bukunya masih ada apa tidak bu sekarang,kalau masih ada beni mau pinjam besok beni kembalikan kepada bu guru?”tanya beni kepada bu guru

“maaf ya ben,masalahnya bukunya itu cuman pinjam di perpustakaan sekolah ibu dulu,ibu nggak beli beni itu cuman buku biar ibu nggak bosan kalau ibu sendirian nggak ada teman bicara”,ucap bu guru kepada beni

“Oh,gitu bu baiklah tapi ibu masih ingat topik yang dibahas oleh buku itu apa saja bu?”tanya beni kepada bu guru.

“masih,tapi ibu sedikit lupa awal topiknya tetapi ibu bisa menceritakan awal kejadian bencana lumpur itu”balas bu guru kepada beni

“Bagaimana awal kejadiannya bu tolong ceritakan bu?”rayu beni kepada bu guru

“Baiklah beni begini penjelasannya,jadi bencana lumpur lapindo itu mulai terjadi pada tahun 2006 tapi ditahun itu kemunculannya masih skala kecil, kemudian tepatnya tahun 2007 semburan lumpur panas mulai membesar sampai membuat warga porong sidoharjo masyarakat tempat proyek pengeboran minyak bumi harus mengungsi sementara dari rumahnya yang terkena banjir lumpur panas,selain dari pihak masyarakat sendiri bencana lumpur juga menyebar sampai ke jalan raya dan juga ke jalan tol yang menjadi penghubung surabaya-sidoharjo,karena dampak dari semburan lumpur itu mulai mengkhawatirkan pihak dari pt lapindo berantas yang melakukan pengeboran di kawasan sidoharjo mulai melakukan tindakan yakni membuat tanggul penahan lumpur supaya tidak menyebar”.

“Lalu kalau dari pemerintah sendiri apa ada tindakan terhadap terjadinya bencana ini bu?”tanya beni kepada bu guru.

“Ada beni tindakan pemerintah sendiri waktu itu pada awalnya ikut membantu menyediakan lahan pengungsian buat warga yang terkena dampak semburan lumpur panas yakni dipasar dekat permukiman warga yang letaknya tidak terlalu jauh”balas bu guru.

“lalu menurut ibu apa yang salah dari proyek pengeboran minyak bumi yang dilakukan oleh pihak lapindo berantas?”tanya beni

“kalau dari penjelasan yang ibu baca pihak lapindo berantas sendiri tidak memperhitungkan secara tepat kedalaman yang aman untuk penggalian minyak bumi di daerah porong sidoharjo sendiri karena pengeborannya dan cara pengeborannya sendiri juga sangat berdampak penting karena yang seharusnya posisi penggaliannya itu posisinya miring ke bawah tapi oleh pihak lapindo sendiri dilakuakn dengan cara lurung kebawah itulah yang membuat tanah yang digali mengalami keruntuhan dan tanah yang runtuh itu bercampur dengan air panas dan membuat campuran tanah dan air yang bercampur tanah menjadi lumpur panas yang naik kepermukaan tanah”ucap bu guru.

Oh,karena itu ya bu lumpur panas dari perut bumi itu bisa naik ke permukaan beni baru tahu penyebab dari bencana lumpur panas lapindo itu bu”,tapi dari pihak pemerintah sendiri waktu itu sudah meminta kepada lapindo berantas untuk memberikan ganti rugi kepada warga yang terkena bencana semburan lumpur itu bu?”.tanya beni kembali kepada bu guru

“Tentu saja beni pihak pemerintah sudah meminta kepada pihak lapindo berantas supaya memberikan ganti rugi kepada masyarakat agar segera diberikan dengan cara pemerintah membuat tim yang bekerja sama dengan pihak lapindo dan mencegah masyarakat yang terkena dampak bencana lumpur panas itu nasibnya menjadi jelas”balas bu guru kepada beni

“Bu guru beni mau tanya apa pelajaran yang dapat kita ambil dari kejadian lumpur panas lapindo yang terjadi di sidoharjo”,” soalnya kalau beni pikir kasian juga masyarakat sekitar kejadian semburan lumpur panas yang tidak tahu penyebab sebenarnya dari bencana semburan lumpur panas itu malah menjadi korban dari ketidak adilan pihak lapindo berantas?”tanya beni kepada bu guru

“Begini ben,pelajaran yang bisa kita ambil dari kejadian lumpur panas lapindo ini kita harus lebih teliti dan hati-hati dalam mengambil suatu tindakan apalagi jika tindakan yang akan kita lakukan itu bisa mengakibatkan dampak buruk bagi orang lain”,”dan juga kita juga harus bisa memperdulikan dampak yang kita buat jika kita sudah terlanjur membuat suatu kesalahan dan mengakibatkan kerugian materi dan merebut kebebasan hak hidup orang lain”.pesan bu guru kepada beni

“Iya bu itu juga beni setuju”,”soalnya jika beni pikir bencana lumpur panas lapindo ini sudah membuat banyak dampak buruk dari pada dampak baik karena kecerobohan lapindo berantas yang sembarangan dalam melakukan proyek penggalian di kawasan porong sidoharjo yang juga belum ada solusi yang tepat untuk menghentikan semburan lumpur panas”.balas beni kepada bu guru

“baiklah beni karena hari sudah menjelang siang ayo kita pulang lagi pula kamu juga kan belum makan siang kan jadi ayo sekarang kamu pulang”,”oh iya bu beni lupa udah siang beni juga lapar kalau begitu beni pamit pulang dulu bu”.ucap bu guru pada beni

Setelah perbincangan singkat itu beni dan bu guru pun pergi dari sekolah untuk pulang ke rumah.

* S E L E S A I *

Siapa ???

 Hari itu hujan diluar sangat lebat. Aku dan Sarah bertemu janji disebuah coffee shop pinggir jalan dekat dari rumahnya. Ia datang lebih awal dari yang kuduga. Aku sudah bersiap menunggunya dengan secangkir kopi hangat. Dengan wajah bahagia dan tersenyum, kurogoh saku kemejaku dan mengambil kotak kecil berbentuk hati. Aku sangat mencintai gadis yang ada dihadapanku ini. Sampai aku yakin diapun demikian. Sudah lama kami bersama. Jadi kurasa cukup untuk kami saling mengenal satu sama lain. Dihari hujan, dimalam yang sangat dingin, seharusnya aku menyadari bahwa cuaca hari itu adalah pertanda bahwa saat itu bukanlah waktu yang tepat bagiku melamar Sarah.

Aku membuka kotak itu dihadapannya sambil berkata "Apa kamu bersedia menjadi istriku?" Tanyaku padanya dengan wajah merona merah menahan sedikit canggung dan malu karna hanya bisa melamarnya dengan cara yang sederhana seperti ini.

Wajahnya sama sekali tidak terkejut. Akupun menyadari bahwa beberapa hari ini sepertinya Ia mungkin tau bahwa dalam waktu dekat aku akan melamarnya. Tapi entah kenapa selama beberapa hari itu wajahnya datar seperti tanpa rasa. Aku merasa Ia akan menjauh. Tapi kenapa aku malah nekat melamarnya sekarang. Ini gila, tapi sudah kulakukan.

"Maafkan aku Ben, aku sama sekali tidak menyangka bahwa akan secepat ini. Walaupun kamu tau bahwa aku menyadari niatmu belakangan ini. Tapi rasanya aku sama sekali tak sanggup mengatakannya padamu sebelum ini. tapi karna kau sudah terlanjur bicara. Maka aku tak bisa mundur lagi untuk memberitahumu perasaanku yang belakangan ini telah berubah."

Bagai halilintar menyambar jiwaku yang penuh berisi dirinya dan tiba-tiba kosong.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti. Apa yang salah? 13 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk kita berjalan bersama selama ini. Kenapa baru sekarang?" Tanyaku padanya dengan wajah terkejut luar biasa. Aku tau mungkin Sarah belum siap menjadi seorang istri. Tapi aku tak sangka bahkan Ia ingin mengakhiri hubungan kami. Kupikir Ia hanya akan menolak menikah denganku. Tapi pada akhirnya hal yang lebih menyakitkan dan yang selalu aku takutkan terjadi juga.

"Maaf Ben, aku sudah tidak mencintaimu lagi. Aku sudah tidak merasakan hal yang sama padamu belakangan ini. Maafkan aku Ben. Aku sungguh minta maaf dan memohon pengertianmu."

"Apa katamu? Pengertianku? Apa yang bisa kumengerti dari semua ini Sarah? Katakan padaku, apa kau mencintai orang lain?" Tanyaku penuh emosi. Wajahnya sedikit terkejut. Sepertinya Ia kaget dan tak menyangka kalau aku akan menanyakan hal ini.

"Tolonglah Ben. Tolong mengerti. Kita sudah terlalu lama. Aku sudah tidak bisa lagi. Maafkan aku jika harus seperti ini."

Hanya itu yang Ia katakan. Tapi entah kenapa, aku merasa ada laki-laki lain diantara kami. Tapi disisi lain, aku masih merasa dia masih mencintaiku. Apakah keputusanku melamarnya sekarang-sekarang ini adalah  hal yang seharusnya tidak kulakukan.

"Sudah berapa lama? Sudah berapa lama kamu punya hubungan dengan yang lain?" Aku kembali bertanya. Aku betul-betul tidak dapat menahan emosi. Bahkan aku yakin, seluruh pengunjung cafe mendengar teriakanku pada Sarah.

"Aku mohon Ben. Jangan buat keributan disini. Maaf, sebaiknya kita sudahi saja. Tolong kamu mengerti ya. Aku ingin kamu menerima keputusanku berpisah darimu. Sudah kukatakan aku tidak mencintaimu lagi. Tidak bisakah kau mengerti Ben? Tidak bisakah kau menerimanya dengan rasa hormat?"

"Sarah, aku sudah tidak punya lagi kehormatan dan harga diri dihadapanmu jauh sejak aku memutuskan mencintaimu dan menjalin hubungan ini. Sudah kubuang jauh-jauh harga diriku demi kau. Jadi jangan ajari aku tentang bagaimana menahan harga diri yang bahkan sudah tidak ada lagi Sarah. Kau ingin aku menerima keputusanmu begitu saja? Baik, setelah kau jawab semua pertanyaanku."

Aku sangaaat menahan emosiku ketika itu. Tapi rasanya aku sangat marah. Kenapa baru sekarang. Kenapa baru saat ini ketika aku akan melamarnya. Padahal aku yakin tidak ada pasangan yang saling mencintai seperti aku dengannya. Seyakin itu aku padanya.

"Ben, aku mohon. Jangan begini. Maaf, aku harus pergi. Dia menungguku sekarang. Aku mohon jangan temui aku lagi. Jangan menggangguku dengan masalah apapun. Anggaplah kita tak saling mengenal. Aku pergi. Permisi."

Diapun meninggalkanku begitu saja dengan puncak amarahku. Aku merasa sakit sekali. Aku tidak tau apakah aku masih sangat mencintainya atau rasa ini telah berubah menjadi benci yang teramat sangat. Siapa dia yang sedang menunggunya?

Ingin rasanya aku teriak. Tapi aku laki-laki. Benar katanya. Aku harus punya harga diri. Akhirnya dengan wajah masih penuh emosi. Aku memutuskan untuk pulang. Diluar masih hujan. Aku memandang Sarah yang berpayung merah jambu dari depan cafe. Aku berjalan dalam hujan. Tanpa sadar, aku mengikutinya. Mungkin dalam hati yang paling dalam, aku sangat ingin tau siapa laki-laki brengsek yang merebut kekasih hatiku itu.

Aku berjalan dalam hujan. Aku melihatnya tak berbelok ke arah rumahnya. Rupanya mungkin Ia bertemu janji dengan kekasih lainnya ditempat lain, tidak dirumah. Aku menyebutnya kekasih lain dan bukan kekasih baru karna aku yakin hubungannya dengan laki-laki itu mungkin sudah lama.

Tapi baru saja setengah jalan, hatiku berkata aku harus berhenti. Tidak seharusnya kulakukan ini. Biarlah dia dengan hidupnya jika itu yang Ia inginkan. Lagi pula, aku tidak yakin akan dapat menahan rasa kesal dan amarah jika melihat laki-laki itu. Aku pasti akan menghajarnya dan malah mempermalukan diriku sendiri. Sebaiknya aku pulang.

Aku kesal, marah, dan sangat emosi malam itu. Dalam perjalanan pulang, kusempatkan membeli minuman. Aku yang memang tinggal seorang diri dirumah karna keluargaku tinggal jauh di kota lain, menjadi sangat terpuruk ketika itu. Sampai dirumah, aku tak langsung mengganti pakaianku yang basah terguyur hujan. Aku duduk sambil menenggak minuman yang kubeli. Entah semabuk apa aku semalam.

Tiba-tiba saja hari sudah pagi dan kudengar ketukan dipintu depan. Sambil mengucek mata, kulihat jam dinding 06:45. Masih sangat pagi untuk orang bertamu. Siapa pagi-pagi begini. Kubuka pintu dengan wajah bangun tidur yang sangat berantakan.

"Yaa, siapa?"

Dua orang laki-laki berpakaian rapih berdiri dibalik pintu.

"Apakah anda Beni Adam? Kami dari kepolisian." Tanya salah satunya.

"Ya benar. Saya Ben."

"Apa benar semalam anda bersama Sarah Eden?"

"Betul. Semalam saya bersamanya. Apa yang terjadi dengannya?"

"Apa yang membuatmu berpikiran sesuatu terjadi padanya? Kami hanya bertanya apa anda bersamanya semalam tadi?"

"Yah, kupikir, apapun yang terjadi padanya. Mungkin itu semua salahku. Kami sedikit bertengkar karna hubungan yang terlalu serius. Apa dia tidak kembali ke rumah?"

"Sepertinya kau tau banyak atau mungkin kau terlibat. Sebaiknya anda ikut kami untuk dimintai keterangan." Kata salah seorang dari kedua polisi yang berdiri diambang pintu rumahku.

Aku bingung. Ada apa sebenarnya. Apakah Sarah benar-benar tidak pulang dan orangtuanya mencarinya. Akupun mengikuti kedua polisi itu. Demi mencari tau yang terjadi.

Saat dikantor polisi.

"Apa yang kau lakukan dengan Sarah semalam?" Tanya polisi itu sambil menyeruput kopi dihadapannya sementara aku masih bingung. Kenapa aku harus berada disini.

"Aku berbincang dengannya di Coffee Shop, lalu kami sedikit berbeda pendapat, kemudian Ia pergi ditengah hujan dengan payungnya meninggalkanku yang sedikit marah. Tak lama akupun pulang. Ada apa ini sebenarnya Pak?" Aku balik bertanya dengan rasa penasaran.

"Atau setelah pertengkaran kalian di cafe itu, kau mengikutinya? Jawab saja dengan jujur." Kata polisi yang ada dihadapanku.

"Ya, ya memang aku mengikutinya sebentar. Tapi tak lama aku memutuskan untuk pulang sebelum tau kemana tujuan Sarah."

"Benarkah? Sarah ditemukan tewas disemak pepohonan ditaman kota pagi tadi. Sekitar jam 04:30, tuna wisma yang selalu memulung ditaman setiap pagi yang menemukannya dan langsung menghubungi kami."

"APA. Sarah tewas? Apa anda tidak salah orang? Bisa saja itu bukan Sarah. Mana mungkin....."

"Mana mungkin apa? Mana mungkin Sarah tewas? Apa kau ingin mengatakan bahwa kau tidak bermaksud membunuhnya dan hanya ingin sedikit menyakitinya lalu meninggalkannya kemudian Ia tewas tanpa sepengetahuanmu begitu?"

"Apa maksudnya Pak. Anda menuduh saya membunuh Sarah? Gila. Ini gila. Saya mencintainya Pak. Saya sangat menyayanginya. Tidak mungkin......"

"Tapi semua orang di cafe menyaksikan pertengakaran kalian. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang melihatmu membuntuti Sarah malam itu."

"Iya Pak, seperti yang barusan saya katakan. Saya hanya mengikutinya sebentar. Setelah itu saya berpikir jernih untuk pulang dan tidak ingin lagi peduli padanya."

"Jadi kamu mau mengakui kalau setelah pertengkaran itu kau tidak lagi mencintainya begitu? Apa kau mau bilang bahwa saat itu kau marah dan berpikir ingin menyakitinya karna emosimu yang begitu memuncak?"

"Ya, saya memang sangat marah, kecewa dengan ucapannya. Tapi tidak mungkin sampai ingin membunuh."

"Tapi saat kami bertamu ke rumahmu tadi pagi. Kamu sempat berkata bahwa apapun yang terjadi pada Sarah karna kesalahanmu. Bukankah itu bagian dari pengakuanmu?"

"Saya hanya merasa bersalah karna berteriak padanya, memakinya dihadapan orang banyak di cafe itu. Saya hanya merasa bahwa saya mempermalukannya saat itu. Mungkin Ia marah lalu tidak ingin pulang. Atau mungkin Ia........"

Aku terdiam sejenak. Aku berpikir. Apa yang ingin kukatakan. Apakah mungkin Ia bertemu dengan kekasih lainnya? Tapi kenapa tiba-tiba aku merasa Ia berbohong. Kenapa tiba-tiba saat ini, sekarang, ditempat ini, aku merasa Sarah sebetulnya masih mencintaiku dan berbohong tentang laki-laki lain. Perasaan apa ini.

Akhirnya pagi itu aku ditahan dan berstatus sebagai tersangka pembunuh Sarah. Kejadian luar biasa yang bahkan aku tak tau perasaan apa ini. Sakit hatiku ditinggal Sarah dengan laki-laki lain, tapi lebih sakit mengetahui Sarah sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sarah sudah meninggal. Ingin sekali aku melihat wajahnya untuk terakhir kali. Tapi aku bahkan dituduh sebagai pembunuhnya. Itu lebih membuatku gila daripada aku kehilangan Sarah.

Sore harinya tiba-tiba aku dikeluarkan. "Anda bebas sementara dengan jaminan Bapak Louis pengacara anda."

"Louis?"

"Ya. Kau bebas sementara ini. Sampai investigasi dilakukan." Jawab Louis kemudian. Louis adalah sahabat baikku dari kecil yang sekarang adalah pengacara hebat. Ia sukses diumur yang masih muda.

"Makasih Lou, kau sudah percaya bahwa aku bukan pembunuh Sarah dan berhasil meyakinkan polisi untuk mengeluarkanku."

"Tidak Ben. Aku belum sepenuhnya yakin kau bersih. Kau adalah orang yang terakhir kali bersama Sarah. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku hanya bisa membela orang yang benar-benar tidak bersalah Ben. Terlebih lagi ini kasus pembunuhan. Bukan hal yang ringan dan bisa dilupakan begitu saja."

"Lou, bagaimana mungkin aku membunuh Sarah. Kau tau betul bagaimana cintanya aku pada Sarah."

"Bisa saja kau terlalu emosi. Saat dia menangis kau lalu membenturkannya pada batu ditaman itu."

"Bagaimana kau bisa tau kalau aku dan Sarah bertengkar. Aku bahkan tidak tau Ia menangis."

Louis tiba-tiba terlihat canggung dan gugup ketika aku bertanya tentang bagaimana Ia mengetahui semua kejadian semalam itu.

Dengan gugup Ia menjawab "Polisi sudah menceritakan semua padaku. Sudahlah, kita pulang. Kau harus istirahat."

Aku berpikir seharian. Apakah aku harus ke rumah Sarah. Bagaimana orangtuanya jika dihadapkan denganku. Louis bilang mereka sudah tau kalau aku menjadi tersangka pembunuh putri mereka dan mereka juga tau kalau orang yang terakhir bertemu Sarah adalah aku. Mungkinkah aku ke sana. Tidak, mereka pasti akan langsung mencaciku. Tapi apa aku sepengecut ini?

Akhirnya, aku memberanikan diri ke rumah Sarah. Aku tetap harus menunjukkan bahwa aku tidak bersalah.

"Apa yang kamu lakukan disini? Dasar brengsek." Hardik Ayah Sarah saat melihatku diambang pintu rumah mereka.

"Ayah, dia sudah dibebaskan. Artinya dia belum tentu bersalah." Sahut Ibunya Sarah membelaku.

"Benar Tante, Om. Saya tidak membunuh Sarah. Saya memang yang terakhir bertemu dengannya. Tapi saya tidak tau apa-apa lagi setelah Sarah berbelok ke taman itu. Seharusnya saya tetap mengikutinya. Itulah kesalahan saya satu-satunya. Seharusnya saya terus mengikutinya sampai Ia bertemu dengan laki-laki itu." Jawabku kemudian demi meyakinkan kedua orangtua Sarah.

"Laki-laki itu? Siapa yang kamu maksud?" Tanya Ibunya Sarah dengan wajah penuh rasa penasaran. Aku menjelaskannya.

"Malam itu aku melamar Sarah Tante. Tapi tak kusangka, Dia menolakku. Kau tau betapa kami saling mencintai."

"Tidak mungkin. Tante tau betul bagaimana cintanya Ia padamu Ben. Tidak mungkin Ia menolak lamaranmu."

"Tapi itu yang terjadi Tante. Sungguh. Saya tidak berbohong. Sarah hanya bilang bahwa Ia tidak mencintai saya lagi. Waktu itu perasaan saya sangat kacau hingga tidak dapat mencerna apa yang Sarah katakan. Kalau tidak salah, Sarah berkata dia sedang menunggunya. Entah dia siapa yang Sarah maksud. Saya hanya berpikir, dia adalah laki-laki yang membuat Sarah jatuh cinta dan meninggalkan saya."

Saat itu Ayah Sarah tetap pada pendiriannya bahwa aku masihlah tersangka satu-satunya. Namun Ibunya Sarah lebih berpikir jernih. Ibu Sarah memang hanya Ibu tirinya. Namun sepengetahuanku. Sarah sangat bahagia saat Ayahnya menikahi Ibu tirinya ini. Kemudian aku juga tau bagaimana baiknya Ibu Sarah padanya. Dia bukan sosok Ibu Tiri kejam seperti yang sering diceritakan orang-orang atau dalam film-film.

Ia betul-betul Ibu tiri yang sangat menyayangi Sarah. Dan menurutku, memang sangat mudah mencintai sesosok Sarah. Gadis yang teramat cantik, cerdas dan baik. Membuat semua orang menyayanginya. Hingga rasanya aku tak habis pikir ada orang yang sanggup menghabisi nyawa Sarah. Bagaimana mungkin.

Dengan sedikit rayuan Ibu Sarah, akhirnya Ayah Sarah menerimaku masuk ke rumahnya. Aku bahkan diijinkan masuk ke kamar Sarah. Siapa tau ada barang milik Sarah yang bisa kujadikan kenangan dikamarnya. Begitu kata Ibu Sarah.

Didalam kamar Sarah. Air mataku berlinang. Tak percaya bahwa kekasih hatiku yang teramat cantik sudah tak ada lagi di dunia ini. Ia bahkan sudah tidak bisa lagi menyakitiku dengan kalimatnya yang terkadang egois namun lucu. Aku merindukannya.

Aku memegang fotonya diatas meja. Ia bahkan masih memajang foto kami berdua. Tiba-tiba aku terpikir. Bagaimana mungkin dia punya kekasih lain tapi masih memajang foto kami berdua dan bahkan tidak ada satupun tanda-tanda adanya laki-laki lain dihati Sarah yang tertinggal dikamar ini. Baik foto atau benda yang mungkin aku tau.

Aku terus menelusuri tiap sudut kamar Sarah. Tiba-tiba aku menemukan sekotak benda yang ternyata isinya foto-foto dan barang peninggalan Sarah. Didalamnya penuh dengan Aku, Sarah, dan......

Dan Louis? Ada louis. Ada foto kami bertiga dan kalung rantai milik Louis. Kenapa kalung Louis ada pada Sarah?

Kubongkar semua isinya. Ada buku harian. Aku membukanya. Satu demi satu kubaca. Semuanya tentang kami. Saat kami berlibur, saat kami bertengkar, bahkan saat kami merayakan hari jadi kami. Tapi dibagian akhir ada tentang Louis....

20 Desember 2018

Aku tak menyangka, Louis menyatakan perasaannya padaku. Sambil memberiku kalung berbentuk hati. Ia katakan bahwa Ia lebih mencintaiku daripada Ben. Ia bahkan berani menikahiku sekarang juga. Daripada aku harus menanti kepastian dari Ben yang entah kapan dia akan sukses seperti katanya. Pekerjaan saja masih tidak jelas. Louis meyakinkanku bahwa aku akan lebih bahagia dengannya ketimbang dengan Ben, Louis tidak tau...........

Tulisan itu terpotong dibagian itu. Karna halaman berikutnya habis, robek, atau menghilang. Entahlah. Aku terkejut. Marah bukan main. Louis sahabatku. Louis yang selalu menolongku disaat aku sedang sulit. Louis yang bahkan sangat mendukungku melamar Sarah malam itu.

Tanpa berpikir panjang dan jernih. Aku segera bergegas keluar dari kamar Sarah dan pamit pulang. Kubawa kalung rantai milik Louis. Aku terus saja berlari ke arah rumah Louis.

"Jawab pertanyaanku Lou. Ini kalungmu kan? Bagaimana kalungmu bisa ada pada Sarah? Apa kau laki-laki yang Sarah....?" Aku tak sanggup meneruskannya.

"Maaf Ben, aku bersumpah. Aku tak bermaksud menyakitinya malam itu."

"Apa, jadi kau yang......" Spontan aku menghajarnya. Bertubi-tubi tanpa ampun. Rupanya Ialah pembunuh Sarah yang sebenarnya.

Dengan wajah dan tubuh yang babak belur, Louis tetap berusaha bangkit dan bicara.

"Ben, aku hanya merayunya saja malam itu, kupikir Ia yang sedang menangis dapat luluh hatinya dipelukanku. Kupikir dia sudah jatuh cinta padaku karna dia bilang telah memutuskan hubungannya dengamu. Tak kusangka saat aku akan menciumnya, Ia malah menolak dan bilang bukan saatnya. Tapi sungguh Ben aku tidak bermaksud menyakitinya. Aku bahkan mengingatmu yang sangat mencintai Sarah. Saat itu aku hanya..........."

Belum sempat Ia meneruskan bicaranya. Langsung kuhajar lagi dia habis-habisan. Bahkan tanpa sadar. Aku membenturkan kepalanya berkali-kali pada meja kayu yang kurasa dia takkan selamat. Setelah puas dan melihat Louis tergeletak dilantai, akupun pergi meninggalkannya begitu saja.

"AAAAAARRRRRGGGHHHH............................" Aku berteriak sangat keras.Hancur rasanya. Ya Tuhaaan. Kekasihku mencintai sahabatku yang sanggup membunuhnya. Cobaan macam ini? Bagaimana mungkin mereka bisa saling jatuh cinta? Sejak kapan? Tapi kenapa Louis sampai tega membunuh Sarah hanya karna Sarah belum mau disentuh olehnya.

"Dasar bajingan kau Looouuuu......"

Tiba-tiba ada pesan masuk ke ponselku. Pengingat perayaan anniversary yang dibuat Sarah setiap tahunnya. Ya, hari ini adalah hari jadi kami. Tapi aku sedikit terkejut dengan isi pesan pengingat Sarah. "Happy anniversary Ben. Jika kau buka pesan ini. Artinya kau harus menemukan hadiahmu ditempat pertama kali kita bertemu."

"Apa ini? Jika Sarah memang ingin berpisah dariku demi Louis. Mengapa Ia masih membuat pesan pengingat ini? Dan masih menyiapkan hadiah anniversary kami."

Aku bergegas ke taman kota. Tempat dimana pertama kali kami bertemu. Tapi nihil. Aku tak menemukan satupun petunjuk dimana hadiah yang disiapkan Sarah. Aku terus berpikir kemungkinan-kemungkinan yang mungkin dilakukan Sarah jika Ia masih hidup. Kira-kira, apa yang akan dilakukannya. Tiba-tiba pandanganku terjurus pada satu pohon besar disusut taman. Ya, aku dan Sarah pernah menemukan secelah lubang yang cukup dalam dipohon itu. Mungkinkah?

Benar saja. Ada sekotak benda yang setelah kubuka isinya penuh dengan kenangan kami. Berbeda dengan kotak yang ada dikamarnya. Kotak ini hanya berisi kenangan kami yang bahagia saja. Kemudian ada sepucuk surat yang akhirnya menjadi jawaban terakhir dari rasa penasaranku tentang perasaannya terhadapku maupun Louis.

Dear Ben,

ketika kamu membaca surat ini. artinya aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Maafkan aku yang terlalu mencintaimu sehingga aku harus memilih untuk pergi meninggalkanmu dengan cara yang menyakitkan. Maaf Ben, aku tau kau akan melamarku. Aku bingung bagaimana caranya menyampaikan hal yang sebenarnya padamu.

Aku sakit Ben. Kanker yang merenggut nyawa Ibuku, ternyata hinggap juga pada diriku. Mungkin ini penyakit menurun. Aku yakin, jika kuberitahukan perihal penyakitku ini. Kau mungkin malah akan lebih ingin menikahiku dari sebelumnya dan terjebak bersamaku dimana kau harus merawatku disisa umurku. Itu tidak baik Ben.

Aku sudah melihat bagaimana Ibuku berjuang melawan penyakitnya. Aku merasa tak sehebat beliau. Mungkin umurku tak sepanjang beliau Ben. Aku juga melihat bagaimana perjuangan Ayah mendampingi Ibu dan bagaimana hancurnya ketika Ia kehilangan Ibu. Aku tidak ingin apa yang menimpa Ayah, terjadi juga padamu. Sehingga bagaimanapun sakitnya hati ini. Aku harus membuatmu membenciku dan menjauhiku.

Selamat tinggal Ben, berbahagialah dengan hidupmu dan cintamu yang baru.

Oh ya, katakan pada Louis aku juga menyayanginya sebagai sahabat kita. Sahabatmu dan aku.

Terima kasih atas segala kebaikan yang pernah Ia lakukan padaku. Semoga persahabatan kalian abadi selamanya.

Yang sangat mencintaimu.

Sarah

Diwaktu yang bersamaan, akhirnya aku mengetahui bahwa setelah dilakukan investigasi mendalam. Ternyata Sarah meninggal karna kecelakaan. Ia terjatuh dari atas jembatan yang ada diatas taman ini, kemudian berguling hingga kepalanya membentur batu yang ada disemak pepohonan itu. Begitulah Sarah meninggal.

Malam itu, Louis melihat Sarah berjalan dalam hujan dengan payungnya sambil menangis. Diatas jembatan itu Louis menghampiri Sarah. Sarah menceritakan semuanya. Bahwa Ia sedang sakit dan terpaksa meninggalkanku demi diriku sendiri. Louis mencoba menenangkannya dengan memeluknya. Louis yang terbawa suasana, tiba-tiba perlahan ingin mencium Sarah. Namun saat itu Sarah marah dan berteriak padanya.

"LEPAS, Tolong Lou jangan cari kesempatan. Aku memang berkata menyayangimu. Tapi tidak lebih. Aku bahkan masih mencintai Ben. Kau hanya sahabatku. Jadi jangan pernah mencoba menyentuhku." Teriak Sarah saat itu.

Louis sedikit kecewa dan membentak Sarah saat itu. Itulah saat Louis merasa Ia menyakiti Sarah. Setelah Ia marah pada Sarah, Ia lalu meninggalkan Sarah yang masih menangis dijembatan itu. Dirumah, Louis merasa sangat bersalah telah menyakiti perasaan Sarah dengan kalimatnya dijembatan itu. Sehingga Ia ingin pergi menemui Sarah pagi itu. Tapi sayangnya, Ia malah mendapat berita bahwa aku dipenjara karna membunuh Sarah.

Saat itu Louis sangat bingung. Bagaimana bisa aku yang sangat mencintai Sarah membunuhnya. Demi mencari tau kebenaran, Ia mengeluarkanku dari penjara dengan jaminannya. Tapi Ia malah mendapati kenyataan bahwa justru satu-satunya orang yang terakhir bertemu dengan Sarah adalah dirinya. Karna jelas-jelas aku tidak jadi mengikuti Sarah malam itu. Sehingga Louis menjadi lebih bingung. Siapa pembunuh Sarah sebenarnya.

Itu semua kenyataan yang Louis katakan pada polisi sesaat sebelum Ia meninggal di Rumah Sakit. Pengurus rumah tangganyalah yang menemukan Louis bersimbah darah hari itu dan melarikannya ke Rumah Sakit. Louis dinyatakan meninggal beberapa jam kemudian karna banyaknya pukulan dan benturan yang Ia terima.

Bahkan polisi menggali lebih dalam lagi tentang kematian Sarah setelah mendengar cerita Louis. Pada akhirnya mereka malah menemukan  kenyataan bahwa tewasnya Sarah murni karna terjatuh dari jembatan yang ternyata pagarnya sudah rapuh.

Akupun berakhir dipenjara karna telah membunuh sahabatku. Dua orang yang kucintai kini telah pergi selama-lamanya. Hidupkupun berantakan karna emosi yang tak dapat dikendalikan. Bodohnya.

* SEKIAN *

Oleh,

Upay

*Note: Kisah ini sedikit terinspirasi dari Film berjudul "HORN". Walau dengan alur dan ending yang sangat berbeda.